Bencana alam maupun permasalahan sosial memang sering terjadi di warga masyarakat Magelang. Secara geografis, Magelang terapit oleh gunung-gunung berapi yang memungkinkan terjadi bencana alam seperti gunung meletus maupun gempa bumi. Sebagai langkah preventif dalam mencegah kerusakan akibat bencana yang ada, Satbinmas Polresta Magelang menggelar Pertemuan Kemitraan Polri dan Masyarakat (PKPM) dengan menggandeng Senkom Kabupaten Magelang. Kegiatan ini bertempat di gedung Tempat Evakuasi Akhir (TEA) Dusun Ngepoh, Desa Tirtosari, Kecamatan Sawangan,Kabupaten Magelang pada hari Jum'at (28/07/2023)
Peserta yang hadir sebanyak 50 orang yang terdiri dari beberapa unsur, antara lain, remaja, pemuda, masyarakat umum dan beberapa organisasi. Senkom Kabupaten Magelang mengirimkan 15 orang anggotanya untuk mengikuti acara tersebut.Tujuan dari dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat dengan meningkatkan kinerja kemitraan antara Polri, instansi pemerintah dan organisasi masyakarat. Polri dan kemitraan semakin dekat dengan masyarakat utamanya pemuda karena pemuda atau remaja memiliki kesempatan lebih luas serta memenuhi syarat pencegahan gangguan kamtibmas yang ada di masyarakat. Harapannya, kepolisian dengan masyarakat menjadi semakin dekat, saling peduli, dan saling menjaga satu sama lain.
Materi diawali dengan sambutan dari Ketua Senkom Kabupaten Magelang, Yuwana Budi Hartana, S.T. Dalam sambutannya Yuwana mengatakan bahwa pemuda harus bisa mempolisikan diri.
"Artinya bisa tertib aturan tanpa diperintah ataupun dipaksa. Harapannya para pemuda bisa menjadi pembawa tongkat estafet pembangunan menuju Indonesia Emas 2045, kita memberikan contoh kepada warga masyarakat yang lain," jelasnya.
Dilanjutkan dengan sambutan dari Kanit Binmas Polresta Magelang, Iptu Timbul. Timbul mengatakan bahwa kegiatan ini salah satunya untuk menjalin kemitraan dan komunikasi yang lebih intens.
"Kemitraan dan komunikasi yang lebih intens antara Polri dan masyarakat sebagai kunci tercapainya keamanan dan ketertiban masyarakat antara Polri dan masyarakat.” ujarnya.
Tema yang diusung pada pertemuan kali ini adalah tentang penanggulangan bencana. Narasumber pertama dari Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Magelang.
Yusaf Rohman dari Damkar Kabupaten Magelang menyampaikan bahwa aktor utama risiko kebakaran adalah korsleting listrik.
"Dengan adanya sosialisasi dari Damkar ini, kita berharap semua bisa mengurangi risiko terjadinya kebakaran. Beberapa diantaranya yaitu dengan rutin memeriksa instalasi kabel listrik secara rutin, menjauhkan bahan-bahan mudah terbakar seperti bensin, aseton, pengencer cat, resin dari jangkauan api," ujarnya.
"Tidak membakar sampah saat matahari terik, tidak bermain petasan, tidak menggunakan handphone saat dicharger dan lain sebagainya," pesannya.
Sementara narasumber dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, MHD Muzamil, S.K.M., berpesan agar kita jangan mudah mengatakan suatu peristiwa sebagai bencana.
"Setelah kegiatan ini, kita bisa memahami mana yang dimaksud bencana dan bukan bencana. Pemuda semakin paham cara mencegah dan menanggulangi bencana. Jika terjadi bencana, tidak mudah emosi, dan tidak playing victim (berlagak korban)," jelasnya.
Kegiatan ini merupakan kegiatan berkelanjutan. Pada tahun 2024 harapannya bisa dilaksanakan tiga sampai empat kali kegiatan serupa sebagai tindakan preventif dari terjadinya pelanggaran nilai, norma, dan peraturan negara.
Harapannya, semakin banyak pemuda yang memahami Kamtibmas dan peraturan dalam masyarakat sehingga bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain. Serta terwujud perdamaian, saling asah-asih-asuh antara kepolisian dan masyarakat, antara individu dengan golongan, serta golongan dengan golongan.
0 Komentar